Senin, 30 Oktober 2017

Pengalaman Belajar Bahasa Esperanto

     Saya Banu setiyawan (29th) pertama kali mengenal esperanto sejak tahun 2016, dan sempat belajar 1 hari. Waktu itu saya dapet dari google saat mengetik "bahasa termudah sedunia" setelah frustasi belajar bahasa mandarin ga ada kemajuan (malah kemunduran hehehe). Sebenernya saya belajar bahasa untuk mengisi waktu luang daripada gabut kan ya???. 
Banu setiyawan
      Karena belum tau cara belajar esperanto dan kurangnya sumber materi pembelajarannya akhirnya saya berhenti dan kebetulan karna banyak kerjaan jadi ga ada waktu luang lagi sampai akhir tahun 2016. 
     Pas awal tahun 2017, mulai banyak waktu luang dan saya berinisiatif untuk mengisinya dengan hal hal yang positif. Akhirnya teringat kembali tentang esperanto. Mulailah saya mencari aplikasi esperanto diplaystore dan dapetlah aplikasi duolingo, setelah daftar isi ini itu dan mulai percobaan pertama, saya merasa "kok gampang" ya... akhirnya saya teruskan sampai beberapa materi. 
     Mulai dari situlah saya merasa saya akan dapat menguasai bahasa ini dengan mudah. Akhirnya saya semakin getol mainin aplikasi duolinggo itu dan semakin suka (karna kegampangannya itu). 

Awal mula gabung klub "esperantis muda" EsMud

     Setelah beberapa hari saya mempelajari esperanto, saya iseng mencari klub esperanto, buat bantuin belajar esperanto kalau nemu kata kata yang susah dipahami. singkat cerita saya dihadapkan dengan form isian dari Esmud, setelah saya isi isi dan saya lupakan (waktu itu ga terlalu anggap serius)
     Dan akhirnya disuatu hari yang cerah ketika burung-burung berkicau, gatau kapan tiba tiba sudah ada grup esmud di line. sayapun bersaluton saluton ria sambil memperkenalkan diri saya ini (yang saya yakin mereka ga terlalu menanggapi ocehan orang asing ini hehehhe).
Pengurus EsMud
     Saya inget pernah baca disuatu blog atau apalah kalau sebenernya belajar bahasa tidaklah tepat jika dibuat seperti pelajaran sekolah, karena bahasa adalah skill yang diperolah lewat pengalaman (lewat praktek percakapan sehari hari). Nah, masalahnya gimana saya bisa praktek kalau saya ga punya lawan bicara?
 Alhasil sayapun hanya bisa mengimajinasikan latihan saya dalam pikiran (simplenya nglamunlah). sedikit demi sedikit saya tambah kosakata dan sekaligus dipraktekan.
      Beberapa bulan saya belajar tiba tiba anak saya (cewek 2 tahun) bilang ingin ikut belajar esperanto (walaupun dia belum bisa ngomong tapi rasanya seperti itu yang dia mau sampaikan). Sayapun mempunyai tujuan baru dalam belajar esperanto "menjadikan esperanto sebagai bahasa keluarga saya". Bisa di bayangkan kalau kamu berbicara dalam bahasa esperanto maka semua percakapan yang bersifat rahasia semakin mudah disampaikan tanpa diketahui orang lain , betul kan?
     Sekarang sudah 7 bulan berlalu dan saya sudah lumayan lancar berbicara dalam bahasa esperanto. Sekarang saya tinggal memperlancar dan membiasakan anak istri praktek esperanto.

sekian,
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar